PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) optimistis bisnisnya melaju usai mencatatkan pertumbuhan kinerja di sisa tahun 2023. Direktur TPMA, Rudy Sutiono, mengatakan bahwa TPMA mengejar pertumbuhan laba bersih secara tahunan alias year-on-year (YoY) dibanding realisasi tahun lalu.
“Target kenaikan kurang lebih 20%-30% dari tahun 2022,” ujar Rudy kepada Kontan.co.id, Rabu (8/11). Sebelumnya, TPMA telah mencatatkan kinerja positif di 9 bulan pertama 2023. Laporan keuangan interim perusahaan yang terbit belum lama menunjukkan, pendapatan usaha TPMA naik 5,27% dari US$ 45,62 juta di Januari-September 2022 menjadi US$ 48,03 juta di Januari-September 2023.
Kenaikan pendapatan tersebut dibarengi dengan penyusutan pengeluaran di beberapa pos. Beban langsung misalnya. Pengeluaran TPMA pada pos pengeluaran tersebut turun 1,62% menjadi US$ 30,70 juta di Januari-September 2023. Sebelumnya, beban langsung TPMA mencapai US$ 31,21 juta di Januari-September 2022.
Selanjutnya, penurunan pengeluaran juga terjadi pada beban keuangan yang turun 32,20% dari semula US$ 610.989 di Januari-September 2022 menjadi US$ 414.209 di Januari-September 2023.
Hasilnya, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk lias laba bersih naik 37,14% dari US$ 9,59 juta di Januari-September 2022 menjadi US$ 13,15 juta di Januari-September 2023.
Menurut Rudy, pencapaian kinerja TPMA di 9 bulan pertama 2023 terjadi lantaran tingkat kepercayaan pelanggan kepada layanan jasa TPMA. Hal ini, kata Rudy, berimbas pada kenaikan volume permintaan dan tarif pengangkutan.
“Secara volume (pengangkutan Januari-September 2023) total naik 4,7% (YoY),” tuturnya.
Mengintip laporan keuangan perusahaan, TPMAi memiliki kontrak pengiriman dengan sejumlah pelanggan. Sebagian besar di antaranya merupakan kontrak pengiriman batubara, sebagian lainnya kontrak pengiriman barang curah.
Beberapa pelanggan TPMA antara lain PT Borneo Indobara PT Jorong Barutama Greston, PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Persero), PT Korintiga Hutani, PT Dian Ciptamas Agung, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PT Dwi Guna Laksana, dan PT Indexim Coalindo.
Source : industri.kontan.co.id