Trans Power Marine (TPMA) Bidik Pendapatan dan Laba Bersih Tumbuh Dua Digit Oleh Reporter: Sugeng Adji Soenarso Editor: Yuwono triatmojo (09/01/2020)
Emiten perkapalan lokal, PT Trans Power Marine Tbk (TPMA), membidik pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 10%-15% pada tahun ini. Manajemen Trans Power meyakini prospek bisnis pelayaran masih menjanjikan.
Direktur PT Trans Power Marine Tbk Rudy Sutiono menyebutkan, tren industri pelayaran cukup bagus saat ini. “Meski dari sisi tarif lebih rendah, kami melihat, dari segi kuantitas tetap bertumbuh,” ujar dia kepada KONTAN, Kamis (2/1).
Kebutuhan jasa pelayaran dari aktivitas eksplorasi dan batubara memang masih tinggi. Faktor pendorong bisnis jasa pelayaran adalah beroperasinya sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang baru selesai dibangun. Misalnya, pembangkit listrik milik PLN di Cilacap.
Dari Sulawesi, aktivitas tambang nikel dan rencana pembangunan pabrik baterai litium juga berdampak positif terhadap sektor pelayaran.
Alhasil, pengangkutan yang semula hanya rute Kalimantan-Jawa, kini bertambah ke Sulawesi. “Dengan sendirinya kebutuhan kapal tongkang bertambah. Tapi pertambahan kapal tongkang di Indonesia tidak signifikan, sehingga pasarnya masih sangat besar untuk industri pelayaran,” ungkap Rudy.
Atas dasar itu, TPMA berencana menambah enam kapal baru. Cuma, kebutuhan kapal yang terus meningkat justru semakin menyulitkan dalam pengadaan kapal. Hal ini berkaca dari realisasi pembelian dua unit kapal, sedangkan targetnya enam kapal.
Tahun ini, Trans Power berencana mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) setara dengan tahun lalu, yakni US$ 10 juta – US$ 12 juta untuk pengadaan enam unit kapal. “Namun angka itu [belanja modal] masih tentatif,” sebut Rudy.
Dia menambahkan, alokasi dana belanja modal masih tentatif lantaran manajemen juga berencana membeli satu unit kapal mother vessel. “Nilai satu kapal tersebut sekitar US$ 10 juta,” ungkap Rudy. Saat ini, TPMA memiliki 37 armada dan mengoperasikan 6-10 unit kapal sewa. “Dengan kendala pencarian kapal baru, kami secara konservatif membidik pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing 10%-15%,” kata Rudy.